Uji resistensi merupakan pengujian
yang dilakukan untuk mengetahui kepekaan bakteri terhadap suatu antibiotik
(Safitri,2011). Antibiotik dibuat sebagai obat derivat yang berasal dari
makhluk hidup atau mikroorganisme, yang dapat mencegah pertumbuhan atau membunuh
mikroorganisme lain. Antibiotik diperoleh dari hasil isolasi senyawa kimia
tertentu yang berasal dari mikroorganisme seperti jamur, actinomycetes, bakteri
(Ganiswarna, 1995).
Kegiatan antibiotik untuk pertama
kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr. Alexander Flemming pada tahun 1928
(penisilin). Penemuan ini baru di kembangkan dan di pergunakan dalam terapi di
tahun 1941 olej dr. Florey (Oxford). Dan kemudian banyak zat-zat lain dengan
khasit antbiotik diisolir oleh penyelidik di seluruh dunia (Djie,2003). Akan
tetapi, tidak semua makhluk hidup dapat dijadikan antibiotik, karena antibiotik
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut (Jawelz, 1995 ) :
- Harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macammikroorganisme yang dipengaruhi makin baik.
- Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten terhadap parasit
- Tidak menimbulkan efek samping yang tidak dikehendaki pada inang seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal.
- Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang
- memiliki taraf kelarutan yang tinggi dalam zat alir tubuh.
- konsentrasi antibiotik di dalam jaringan atau darah harus dapat mencapai taraf cukup tinggi sehingga mampu menghambat atau mematikan penyebab infeksi.
Antibiotik merupakan substansi kimia
yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, fungi, atau aktinomiset) yang
mampu menghambat pertumbuhan atau membunuh
mikroba lain.selain itu antibiotik mampu menghentikan proses biokimia di
dalam proses infeksi bakteri (Lim 1998). Anibiotik memiliki kinerja sebagai
bakterisidal (membunuh bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat
pertumbuhan bakteri). Beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri yaitu
menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak membran
plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat metabolisme esensial.
Antibiotik yang mengambat sintesis protein adalah streptomisin,
kloramfenikol,eritromisin,dan tetrasiklin (Ekenstierna 2003).
Antibiotik umumnya terbuat dari
kapang, seperti penisilin yang berasal dari Penicillium notatum dan Penicillium
chrysogenum. Penggunaan antibiotic secara berlebih menyebabkan bakteri
tertentu tahan atau resisten. Resistensi tersebut dapat disebabkan oleh suatu
faktor yang sudah ada pada mikroorganisme itu sebelumnya atau mungkin juga
faktor itu diperoleh kemudian. Sebagai contoh, resistensi terhadap penisilin
pada suatu organisme dapat disebabkan oleh produksi penisilinase, suatu enzim
yang menginaktifkan penisilin. Resistensi yang diperoleh ini pun disebabkan
oleh galur-galur mikroorganisme yang secara genetis telah teradaptasi
(Pelczar,1986).
Untuk mengetahui (buku panduan)
Aktvitas
mikroba atau bakteri dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor linkungan
yang meliputi faktor biotik ( makhluk hidup ) dan abiotik (kelembaban, PH,
temperatur, radiasi, penghancuran secara mekanik) (Dwidjoseputro 1994).
Tiap spesies
mikroorganisma memiliki tingkat kerentanan terhadap zat antibiotik yang
berbeda-beda dan kerentanan tersebut dapat berubah selama masa pengobatan. Oleh
karena itu diperlukan suatu uji kerentanan terhadap mikroorganisma terhadap
antibiotik. Kerentanan suatu mikroorganisme terhadap antibiotik dapat
ditentukan dengan teknik pengenceran tabung dan teknik cawan piring kertas.
Metode ini untuk menetapkan jumlah terkecil
zat antibiotik yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan
organisme in vitro(Safitri 2011)
Pengujian
mikrobiologi memanfaatkan mikroorganisme sebagai indikator pengujian. Dalam hal
ini mikroorganisme digunakan sebagai penentu konsentrasi komponen tertentu pada
campuran kompleks kimia, untuk mendiaknosis penyakit tertentu tertentu, serta
untuk menguji bahan kimia guna menentukan potensi mutagenik atau karsinogenik
suatu bahan. Macam-macam uji yang dapat dilakukan adalah uji
antibiotik/antimikroba, bioautografi, uji vitamin dan asam amino, uji ames, dan
penggunaan mikroorganisme sebagai model metabolisme obat mamalia (Syahrurrahman
1994)
Kegunaan
uji antimikroba adalah diperolehnya suatu sistem pengobatan yang efektif dan efesien. Terdapat
bermacam-macam metode uji antimikroba seperti yang dijelaskan berikut ini:
·
Metode
difusi
Metode
disc diffusion (tes Kirby dan Bauer) untuk menentukan aktivitas agen
antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar
yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media agar
tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media agar. (lihat gambar)
·
E-test
Metode
E-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitory concentration) atau
KHM (kadar hambat minimum), yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba
untuk dapat menghabat pertumbuhan mikroorganisme.
Pada
metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar
terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan media agar yang telah
ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang
ditimbulkannya yang menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar.(lihat gambar)
·
Ditch-plate
technique
Pada
metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang
dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah
secara membujur dan mikroba uji ( maksimum 6 macam ) digoreskan kearah parit
yang berisi agen antimikroba.
·
Cup-plate
technique
metode
ini serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar
yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen
antimikroba yang akan diuji.
·
Gradient-plate
technique
Pada
metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis
bervariasi dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji
ditambahkan. Campuran kemudian dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam
posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya dihitung diatasnya.
Plate
diinkubasi selama 24 jam untuk memungkinkan agen antimikroba berdifusi dan
permukaan media mengering. Mikroba uji (maksimal 6 macam) digoreskan pada arah
mulai dari konsentrasi tinggi ke rendah. Hasil diperhitungkan sebagai panjang
total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang mungkin dibandingkan dengan
panjang pertumbuhan hasil goresan.
Bila:
X = panjang total pertumbuhan mikroorganisme yang mungkin
Y
= panjang pertumbuhan aktual
C
= konsentrasi final agen antimikroba pada total volume media mg/mL atau μ/mL,
Maka
konsentrasi hambatan adalah: [(X.Y)]: C mg/mL atau μg/mL.
Yang
perlu diperhatikan adalah dari hasil perbandingan yang didapat dari lingkungan
padat dan cair faktor difusi agen antimikroba dapat mempengaruhi keseluruhan
hasil pada media padat(Syahrurrahman 1994).
Banyak bahan kimia baik organik
maupun anorganik bersifat racunterhadap mikroorganisme. Usaha manusia dalam
mengatasi berbagai penyakittelah menemukan ribuan senyawa kimia yang menghambat
aktivitas mikrobadalam menimbulkan penyakit disebut antiseptik. Sedangkan bahan
kimiayang berefek mematikan mikroba penyakit disebut desinfektan.Cara pengujian
kekuatan desinfektan adalah bermacam-macam antaralain cara pengenceran,
penggunaan tabung silinder, cara potongan kertas dan pengenceran agar
tuang. Suatu zat anti mikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif.
Istilahini berarti bahwa suatu antibiotik berbahaya bagi parasit tetapi
tidak membahayakan inang. Seringkali toksisitas selektif lebih bersifat
relatif dan bahkan absolut, ini berarti bahwa suatu antibiotik yang pada
konsentrasitertentu dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit.Toksisitas
selektif dapat berupa fungsi dari suatu reseptor khusus yang dibutuhkan untuk
pelekatan antibiotik atau dapat bergantung pada penghambatan proses
biokomia yang penting untuk parasit tetapi tidak untuk inang. Mekanisme
kerja sebagian besar obat antibioik belum
dimengerti secara jelas. Namun, untuk
mudahnya dapat dibagi menjadi empat cara yaitu:
a.Penghambatan sintesis dinding
sel, contohnyaBasitrasin, Sefalosporin, Sikloserin, Penisilin, danVankomisin.
b.Penghambatan fungsi selaput
sel, contohnyaAmfoterisin B, Kolistin, Imidazol, Polien, danPolimiksin.
c.Penghambatan sintesis
protein, contohnyaKloramfenikol, Eritromisin, Linkomisin,
Tetrasiklin,Aminoglikosida, dan Klindamisin.
d.Penghambatan sintesis asam
nukleat, contohnyaKuinolon, Pirimetamin, Rifampin, Sulfonamida, danTrimetoprin.
Mikroorganisme dapat
memperlihatkan resistensi terhadap obat-obatanmelalui beberapa mekanisme yaitu:
a.Mikroorganisme menghasilkan
enzim yang merusak obat aktif.Contoh: bakteri gram negatif resisten terhadap
kloramfenikol bila menghasilkan kloramfenikol asetiltransferase.
b.Mikroorganisme mengubah
permeabilitasnya terhadap obattersebut. Contoh: resisten terhadap amikasin dan
terhadap beberapa aminoglikosida lain dapat disebabkan oleh
gangguan permeabilitas terhadap obat, yang rupanya disebabkan
oleh perubahan selaput luar yang mengganggu pengangkutan kedalam sel.
c.Mokroorganisme mengembangkan
sasaran struktur yangdiubah terhadap obat. Contoh: bakteri-bakteri yang
resistenterhadap Klindamisin dan eritromisin memiliki reseptor yangtelah diubah
pada subunit 50S dari ribosom akibat metilasi 23SRNA ribosom.
d.Mokroorganisme mengembangkan
jalur metabolisme lain yangmemintas reaksi yang dihambat oleh obat.
e.Mokroorganisme membentuk
suatu enzim yang telahmengalami perubahan tetapi enzim tersebut masih
dapatmenjalankan fungsi metabolismenya serta tidak begitudipengaruhi oleh obat
seperti enzim pada bakteri yang peka.
Aktivitas antibiotik in vitro
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.PH lingkungan, beberapa obat
lebih aktif pada pHasam dan yang lain pada pH basa.
b.Komponen-komponen perbenihan:
penambahansuatu zat tertentu pada perbenihan meningkatkan pendeteksian
resistensi.
c.Stabilitas obat: pada suhu
inkubasi, beberapa obatantimikroba kehilangan daya kerjanya.
d.Besarnya inokulum: timbulnya
mutan yang resistenlebih sering pada populasi yang besar.
e.Masa inkubasi: makin lama
masa inkubasi berlangsung, maka makin besar kemungkinantimbulnya mutan
resisten dan makin besar jugakemungkinan mikroorganisme yang paling
kurang peka untuk mulai berkembang biak sementarakekuatan obat berkurang.
f.Aktivitas metabolik
mokroorganisme:mikroorganisme yang aktif dan tumbuh cepat lebih peka
terhadap daya kerja obat daripadamikroorganisme yang berada dalam
keadaanistirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar