Dialam populasi mikroba tidak
terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam
sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur
murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat
dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam
mempelajari mikroba tidak biasa dilakukan secara kasat mata.
Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan
masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya.
Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai
individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering
ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
(Sailer,2000).
Mikroorganisme
terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada tubuh kita,
didalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting
dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang
terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi
lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies
lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa
merugikan ( Pelezar, 1988 ).
Oeh karena
itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan
dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis
bakteri (Pelczer et al.,1988).
mempelajari suatu jenis
mikroorganisme dalam laboratorium, mikroorganisme yang bersangkutan perlu
dipisahkan (diisolasi) dari keberadaannya dengan mikroorganisme lain di alam.
Kegiatan isolasi biasanya diikuti dengan kegiatan pemurnian dan perbanyakan.
Mikroorganisme yang bersifat saprofit benar, saprofit fakultatif, dan parasit
fakultatif dapat diisolasi dengan kultivasi pada medium kultur buatan. Pada
mikroorganisme parasit obligat, medium kultur yang digunakan berupa sel hidup,
jaringan hidup atau organism inangnya.
Salah satu factor yang perlu
diperhatikan dalam kultivasi mikroorganisme adalah factor kebutuhan nutrient,
disamping factor-faktor lain yang diperlukan untuk kehidu,pannya. Cara isolasi
dan kultivasi mikroorganisme yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda
dan mengikuti cara-cara tertentu agar mikroorganisme yang diisolasi memang
benar-benar terpisah dari keberadaannya dengan mikroorganisme lain dan
pertumbuhannya seperti yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam isolasi dan kultivasi yaitu sebagai berikut :
1.
Semua peralatan dan sarana dalam keadaan steril
(bebas mikroorganisme hidup) atau bebeas kontaminan (mikrooganisme yang tidak
dikehendaki).
2.
Dilakukan secara aseptic (tidak
memberikesempatan untuk terjadinya kontaminasi), misalnya :
a. Dilakukan didalam ruangan yang steril.
b. Pembukaan medium kultur seminimum mungkin.
c. Arah pembukaan medium tidak berlawanan dengan arah sirkulasi udara/angin.
d. Setiap langkah selalu memperhatikan tingkat sterilitasnya.
Salah satu tindakan isolasi
bakteri dapat dilakukan dengan metode gores. Penggoresnya berupa jarum ose yang
ujungnya membawa isolat bakteri. Goresan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
medium kultur tidak tergores dan bagian tersentuh dari goresan menimbulkan
koloni bakteri yang benar-benar terpisah antar koloni satu dengan lainnya. Arah
goresan dapat merupakan pembagian sektoral atau horizontal.
Metode kultivasi untuk isolasi
bakteri yang paling popular adalah metode bentang rata (spreadplate method) dan
metode tuang rata (pour-plate method). Perbedaan utama dari kedua metode ini
yaitu bahwa metode bentang mengkultivasi sampel merata pada permukaan medium
padat, sedangkan metode tuang mengkultivasi sampel merata ke seluruh medium.
Metode bentang akan menuangkan medium lebih dahulu kemudian setelah medium
memadat ditetesi suspense sampel (biasanya tidak lebih dari 0,1 mL) dan
diratakan pada permukaan medium menggunakan batang gelas steril bentuk huruf L.
Metode tuang akan menaruh
sampel (biasanya 0,1 mL suspense atau 0,1 g padatan) lebih dahulu kemudian
dituangi medium yang sedang mencair. Hasil kultivasi dari kedua metode tersebut
biasanya juga berbeda. Metode bentang akan tumbuh koloni di permukaan medium
saja, sedangkan metode tuang akan tumbuh koloni baik di permukaan maupun di
bawah permukaan medium.
Dari hasil isolasi dan
kultivasi akan dihasilkan biakan koloni. Biakan merupakan kumpulan
mikroorganisme yang tumbuh pada medium kultur, sedangkan koloni merupakan
kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat
di medium kultur atau kumpulan mikroorganisme pada medium kultur yang berasal
dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu individu mikroorganisme.
Mikroorganisme sebagai makhluk
hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan
bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan
bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk
memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu kegiatan-kegiatan,
sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang teratah
yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang
melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung
atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga biokatalisator yang
dinamakan enzim (Djide, 2006).
Peran utama nutrien adalah
sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam
reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan
makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain
itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).
Saat ini media agar merupakan
media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu
sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal
dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya
mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien
atau menambahkan indikator (Achmad, 2007).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba
dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung
zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan
baik (Sutedjo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti
ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium
buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai
lawannya, kita acu medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat
dituliskan sebagai medium sintesis (synthtetical medium) atau medium
yang ditentukan (difined medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit
dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu yang hendak ditumbuhkan.
Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di laboratorium penelitian (Volk & Wheeler, 1993).
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan
untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah
agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks
karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian
mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar
dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Untuk perhitungan mikroorganisme mungkin yang paling
sering digunakan adalah prosedur penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu
contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke
atas media nutrien agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk
dihitung. Karena satu koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya
(Buckle, 1985).
Ada berbagai
cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara
penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara
pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. (Waluyi,2007).
Untuk metode
streak plate misalnya, mikroba diletakan didalam pada ujung palte mengguanakan
ose, lalu digoreskan pada permukaan medium agar tersebut dengan pola tertentu
yang khas. Ada pula metode Pour Plate atau penuanga. Metode ini dapat digunakan
untuk penghitungan bakteri secara langsung. Karena sebelum dituang bakteri
tersebut diencerkan terlebih dahulu. Sehingga syarat penghitungan langsung
yaitu dalam 1 media terdapat 30-300 koloni dapat terpenuhi(Prescott
et.al.2008).
Dalam
keadaan sebenarnya (di alam bebas) tidak ada bakteri yang hidup tersendiri
terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama
bakteri saproba. Yang terakhir ini boleh disebut penyerbu yang membonceng
(secondary invaders). Mungkin juga bakteri patogen yang membonceng. Untuk
menentukan siapa pembonceng dan siapa yang diboncengi diberikan pedoman “siapa
yang kedapatan di situ lebih dulu, dan siapa yang datang terkemudian”.
Untuk
menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu:
1.
Dengan pengenceran
Cara ini pertama-tama dilakukan oleh
Lister dalam tahun 1865. Ia berhasil memiara murni Streptococcus lactis yang diisolasikannya
dari susu yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari
enceran ini kemudian diambil 1 ml untuk diencerkan lagi. Dan dari pengenceran
yang kedua ini diambil 1 ml untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari
pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu medium
padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni tumbuh dalam
medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja.
Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni, dan selanjutnya
spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Kalau kita belum yakin, bahwa
koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran
dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
2.
Denagn penuangan
Robert Koch (1843 – 1905) mempunyai
metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang
sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarkan di dalam suatu medium dari
kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian yang diperoleh hanyalah suatu piaraan
adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian
nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Dengan
mengulang pekerjaan seperti tersebut di atas ini, maka akhirnya akan diperoleh
biakan murni yang lebih terjamin. Dalam melakukan metode ini ada dua orang
pembantu Koch yang sangat berjasa, yaitu Petri yang menciptakan cawan dengan
tutup yang sekarang terkenal sebagai cawan Petri (Petri dish). Pembantu yang
kedua ialah Hese yang menemukan agar-agar untuk menggantikan gelatin. Memang
agar-agar ternyata lebih baik daripada gelatin untuk bahan pengental suatu
medium. Agar-agar tidak lekas mencair, titik cairnya 95o C.
3.
Denagan pengesekan
Metode ini sekarang banyak
digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, tapi dengan cara ini maka bakteri
anaerob tidak dapat tumbuh. Jika ujung kawat inokulasi dibengkokkan, kemudian
ujung itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan
medium padat, maka beberapa waktu kemudian daripada itu (kurang lebih setelah
12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebat di permukaan
medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya
terpencil, maka akan diperoleh suatu biakan murni.
4.
Denagan mengucilakan satu sel
Kita mempunyai alat yang dapat
mengambil satu bakteri dari sekian banyak, dengan tiada ikut sertanya bakteri
lain. Alat semacam itu disebut mikropipet. Alat itu ditempatkan pada
tangan-tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan
bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakukan di bawah obyektif
mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan
lain mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke suatu medium encer dengan
maksud supaya bakteri tersebut berbiak dulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh
biakan murni. Metode ini sangat memerlukan kesabaran, lagi pula,
mikromanipulator itu sangat mahal.
5.
Denagn
inokulasi hewan
Metode ini didasarkan atas suatu
kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.
Misal kita ambil dahak dari seseorang yang sedang menderita tbc. Jika dahak itu
disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saproba yang ikut
serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata basil
tbc saja. Biakan Pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga.
Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati itu akhirnya
dapat dipindahkan ke dalam medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di
dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di
dalam otot (intramuscular), dapat di dalam rongga tubuh atau lain-lain tempat
lagi.
Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat
dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : dalam metode penuangan, 1,0 ml
contoh dipindahkan ke dasar cawan dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media agar
yang telah didinginkan sampai 45o – 50oC dan dicampur
serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh di dalam agar atau
dipermukaannya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai
sejumlah 20 sel/ml dapat dihitung. Metode ini tidak dapat diterapkan dalam
studi lapangan karena dibutuhkan alat-alat untuk mencairkan dan mendinginkan
media agar. Berikutnya metode penyebaran pada permukaan cawan dilakukan dengan
menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebaratakan di permukaan media agar yang
tersedia dengan tongkat gelas yang melengkung (bent glass rod) yang
telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media
dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka
kepekaannya sekitar 300 sel/ml. Oleh karena media agar dalam cawan telah
disiapkan lebih dahulu, maka metode ini dapat diterapkan dalam studi lapangan.
Dan terakhir adalah metode penetesan pada cawan, media yang dipersiapkan
terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh
(0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut
dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang
telah dikalibrasi dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan.
Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20
koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan
metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus
dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-bahan untuk uji mikrobiologi.
Contoh bahan yang mengandung sekecil 250 sel setiap ml masih dapat dihitung dan
teknik ini dapat diterapkan dalam percobaan-percobaan lapangan (Buckle, 1985).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar