Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan kelarutan senyawa dalam
media yang berbeda dan bervariasi diantara dua hal yang ekstrem, yaitu polar,
seperti air damn pelarut non polar seperti lemak.
Sifat kelarutan pada umumnya berhubungan dengan aktivtas biologis dari
aktivita biologis dari senyawa seri homolog. Sifat kelarutan juga berhubungan
erat dengan proses absorbs obat. Hal ini penting karena intensitas aktivitas
biologis obat tergantung pada derjat absorbsinya.
A. Aktivitas biologis senyawa seri homolog.
Pada beberapa seri homolog senyawa sukar terdiosiasi, yang perbedaan
struktur hanya menyangkut perbedaan jumlah dan janjang rantai atom C,
intensitas aktivitas bioloigisnya tergantung pada jumlah ato C.
Contoh senyawa seri homolog :
1. N-alkohol, alkil serorsinol, alkil
fenol dan alkil kresol (anti bakteri)
2. Ester asam para-amino benzoate
(anestesi setempat)
3. Alki 4,4’-stilbenediol (hormone
estrogen).
B. Hubungan koefisien partisi dengan efek
anestei siatemik
Koefisien partisi pertama kali dihubungkan denegan aktivitas biologis,
yaitu efek hipnotik dan anestesi, obat-obat penekanan sistem sistem saraf pusat
oleh Overton dan Meyer (1899).
1. Senyawa kimia yang tidak reaktif dan
mudah larut dalam lemak, seperti ester, hidrokarbon dan hidrokarbon
terhalogenasi.
2. Efek terlihat jelas terutama pada
sel-sel yang banyak mengandung lemak, seprti sel saraf.
3. Efesiensi anestesi atau hipnoyik
tergantung pada koefisien partisi lemak/air atau distribusi senyawa dalam fase
lemak dan fase air jaringan.
C. Prinsip perguson.
Efek anestesi cepat terjadi dan dipertahankan pada tingkat yang sama
asalkan ada cadangan obat dalam cairan tubuh. Bila cadangan tersebut habis,
maka efek anestesi segera berakhir. Hal tersebut menunjukan bahwa ada
keseimbangan kadar obat pada fase eksernal atau cairan luar sel dan biofasa,
yaitu fasa pada tempat aksi obat dalam organism.
Pada
banyak senyawa seri homolog aktivitas akan meningkat sesuai dengan jumlah atom
C. perguson menyatakn bahwa sebenarnya tidak perlu menentukan kadar obat dalam
biofasa atau reseptor karena pada keadaan kesetimbangan kecendrungan obat untuk
meninggalkan biofasa dan fasa eksternal adalah sama, walupun kadar obat dalam
masing-masing fasa mungkin berbeda. Kecendrungan obat untuk meninggalkan fasa
disebut aktifitas termodinamika,
Aktivitas
thermodinamika (a) dari obat yang berupa gas atau uap dapat dihitung melelui
persamaan sebagai berikut :
a =
Pt :
tekanan parsil senyawa dalam larutan, yang diperukan untuk menimbulkan efek
biologis
Ps :
tekanan uap jenuh senyawa.
Aktivitas
thermodinmika (a) dari obat yang berupa larutan dapat dihitung melalui
persamaansebagai berikut :
a =
St :
kadar molar senyawa yang diperlukan untuk menimbulkan efek biologis
So :
kelarutan senyawa.
Berdasarkan
model kerja farmakologisnya, secara umum obat dibagi menjadi dua golongan yaitu
senyawa berstruktur tidak spesifik dan senyawa berstruktur spesifik.
1. Senyawa
berstruktur tidak spesifik
Senyawa
berstruktur tidak sepsifik menunujak aktivitas fisik dengan karateristik
sebagai berikut :
a. Efek
biologis berhubunga secar langsung dengan aktivitas thermodinamik dan memerlukan
dosis yang relative besar.
b. Walaupun
perbedaan struktur kimia dasar, asal aktiitas thermodinamik, hampeir sama akan
memberikan efek yang sama.
c. Ada
kesetimbangan kadar obat dalam biofasa eksternal.
d. Bila
terjadi kesetimbangan, aktivitas thermodinamik masing-masing fas harus sama.
e. Pengukuran
aktivitas thermodinamik pada fasa eksternal juga mencerminkan aktivitas
thermodinamik biofasa.
f. Senyawa
dengan derajat kejenuhan sama, mempunyai aktivitas thermodinamik sama sehingga
derajat efek biologis sama pula. Oleh karena itu larutan jenuh dari senyawa
dengan struktur yang berbeda dapat memberikan efek biologis sama.
Contoh
senyawa berstruktur tidak sepesifik :
1. Obat
anestesi sistemmik yang berupa gas atau uap, seperti etil klorida, asetilen,
nitrogen oksida, eter dan klorofrom.
2. Insektisida
yang mudah menguap dan bakterisida tertentu, seperti timol, fenol, kresol,
n-alkohol dan resolsinol.
3. Senyawa
berstruktur spesifik.
Senyawa
besrtruktur spesifik adalah senyawa yang memberikan efeknya dengan mengikat
reseptor atau aseptor yang spesifik
Mekanisme
kerjanya dapat melalui ialah salah satu cara beirkut, yaitu :
1. Berkerja
pada enzim.
2. Antagonis
3. Menekan
fungsi gen
4. Berkerja
pada membran.
Karateristik
:
a. Efektif
pada kadar yang rendah.
b. Melibatkan
kesetimbangan kadar obat dalam biofasa dan fasa eksternal
c. Melibatkan
ikatan-ikatan kimia yang lebih kuat dibandingkan dengan ikatan pada senyawa yang
berstruktur tidak spesifik.
d. Pada
keadaan setimbang aktivitas biologisnya maksimal.
e. Secara
umum mempunyai struktur dasar karateristik yang bertanggung jawab terhadap efek
biologisnya senyawa analog.
f. Sedikit
perubahan strktur dapat mempengaruh secara drastic aktivitas biologis obat.
Contoh
obat berstrutur spesifik diantara lain : analgetik (morfin), antihistamin
(difeniduamin), diuretika penghambat monoramin oksidase (asetazolamid) dan β-adrenergik (salbutamol