Sabtu, 30 Juni 2012

sterilisasi alat dan bahan


BAB 1
PENDAHULUAN
a.              Latar belakang
Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secar fisika, kimia, dan mekanik untuk membunah semua bentukkehidupan terutama mikroorganisme. Pada bidang mikrobiologi baik dalam pengerjaan penelitan atau praktikum, keadaan steril merupakan syarat utama berhasil atau tidaknya pekerjaan kita di laboratorium. Sterilisasi perlu dilakukan karena konaminasi mikroba lain akan memberikan dampak yang tidak menguntungkan.
Tahapan penting yang mutak harus dilakukan selama bekerja di runag praktikum biolaogi adalah prinsip sterilisasi. Bahan dan peralatan yang digunakan haru sdalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkannya mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baika yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukan bahwa pertumbuhanbakteri masih berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehiidupan mikroba, akan diluluhkan. (cappuccino 1983)
Pembiakan mikroba dlam laboratorium memerlukanmedium yang berisi zat hara serta lingkunagannya yang sesuai dengan mikroorganisme, zat hara yang digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energy dalam metebolisme, dan pengerakan. Lazimnya, medium biakan berisi ari, sumbr energy, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hydrogen, serta unsure-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan factor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (lim 1998)
Kebanyakan bakteri dapat hidup baik dalam keadaan sekitar netral. Leh karena itu sebelum digunakan disesuaikan pada pH-nya 8,5 atau 2,2, karena itu pH harus disesuaikan dengan jenis mikroba yang akan ditumbuhkan.(Volk & wheeler 1993)








b.              Tujuan
·                Mengetahui konsep dan tat cara melakukan sterilisasi
·                Mengeahui cara pembuatan media untuk pertumbuhan mikroba




















BAB II
TINJAUAN PUATAKA
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau subtansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (klaor), gas-gas seperti formaldehida,, etilnoksida, atau betapriolakton oleh bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayaung juga dapat disingkiirkan secara mekanik oleh sentry fungsi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi.( kurtis 1999).
Macam-macam sterilisasi (machmud 2008)
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu, fisik,kimiawi, dan mekanik..
1.      sterilisasi secara fisik, dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
-          Pemanasan
a.       Pemijaran (dengan api langsung)
Membakar alat dengan api langsung. Contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dan lain-lain.
b.      Panas kering
Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180ºCselama 30 menit selama 3 sampai 3 jam. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlemeyer , tabung reaksi, dll.
c.       Panas basah
Digunakan untuk sterilisasi bahan media, dengan perebusan 100ºC selama 30 menit selama 3 hari berturut-turut, ketika dingin di simpan dlam suhu kamar, tindakan ini dsebut tyndalisasi, pada bahan yang mudah rusak dengan pasteurisasi, yaitu pemanasan pada suhu 60-80ºC  selama 1 jam selama 3 hari berturut-turut.
d.      Panas lembab (panas bertekanan).
Pemanasan pada suhu dan tekanan uap tinggihingga suhu 121ºC, selam 15 menit dengan mengunakan autoclave. Sterilisasi ini digunakan untuk sterisasi alat dan medium.
-          Penyinaran dengan UV.
Sinar Ultraiolet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalna untuk membunuh mikroa yang menempel pada permukaan interior safety cabinet dengan disinari lampu UV.
2.      Sterilisasi secara mekanik.
Yaitu sterilisasi dengan bahan kimia untuk bahan yang tidak tahan panas dengan menggunakan bahan densifektan, seperti alcohol, natrium hipoklorit, formalin, NaOH, dll.
3.      Sterilisasi secara mekanik, contohnya filtrasi.
Filtrasi yaitu penyaringan untuk memisahkan mikroba dari larutan yang tidak tahan penas, seperti enzim, urea, dan serum. Dengan menggunakan mini pore, mini pre memiliki pori sanat kecil (0,22 atau 0,45 mikron), sehingga mikroba tertahan pada saringa nterssebut. Dibutuhkan penguasaan aseptic yang baik dalm melakukan metode ini. Filter biasanya terbuat dari asber,m porselen. Filter terbebas darri bakteri tetapi tidak terbebas dari virus.
Ada banyak macam filter yaitu :
1.      Barkefeld v
2.      Coars N, M, W
3.      Chamberland
4.      Seitz
5.      Sintered glass
Metode filtrasi ini hanya dipakai untuk menyetrilkan larutan gula, cairan lai seperti serum atau sterilisasi hasil produksi mikroorganisme seperti enzim dan exotosin dan untuk memisahkan filtrate virus dari bakteri dan mikroorganisme
Media pertumbuhan bakteri adalah sutu bhan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun kompnen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga manipulasi komposisi media pertumbuhannya. (Machmud 2008).
1.      Bahan dasar (Machmud 2008)
-          Air (H2O), sebagai pelarut.
-          Agar (dari rumput laut), yang berfungsi untuk pemadat media, agar sulit di degradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dari mencair pada suhu 45ºC.
-          Gelatin juga memiliki fungsi yang sama dengan agar, gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.
-          Silicia gel, yaitu bahaan yang mengandung natrium silikat.
2.      Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsure-unsur yang diprlukan untuk metabolism seperti C, H, O, N, P, unsure mikro seperti Fe, Mg, dan unsure pelican/trace element.
Sumber karbon dan energy yang dapat diperoleh berupa senyawa organic atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad hetrotof memerlukan sumber karbon organic antara lain karbohidrat, lemak, protein, dan asam organic.
3.      Bahan tambahan
Bahan yang ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan tertentu, misalanya phenol red (indicator asam basa) ditambahkan untuk indicator perubahan pH akibat produksi asam organic hasil metabolism. Antibiotic ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba non target/kontaminan (machmud 2008).
4.      Bahan yang sering digunakan dalam pembentukan media.
-          Agar, jika dicampur dengan air dingin agar tidak larut. Untuk melarutkannya harus dimasukan dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH yang asam
-          Pepton, produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, paru, darah, susu, lactalbumin dan kedelai
-          Meat exstract, mengandung basa organic, trbuat dari otak, limpa, plasenta dan daging sapi.
-          Yeast exstract, terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alkohaol, mengandung asam amino yang lengkap dan vitamin (B complex)
-          Karbohidrat, karbohidrt ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam aminodan gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umum digunakan adalah amilum, glukosa, fruktosa, sukrosa, manitol, dll.

Macam-Macam Medium Pertumbuhan (Machmud 2008)
1.      Medium berdasarkan sifat fisik.
a.       Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat.
b.      Medium setngah padat, yaitu medium yang mengandung agar 0,3-0,4 %, sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat tidak begitu cair.
c.       Medium cair, yaitu medium yang tidak mengandungagar, contohnya adalah NB (Nutriet Borth), LB (Lactose Borth)
2.      Medium berdasarkan komposisi.
a.       Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Misalnya gukose agar, Mac conkey agar. (Machmud 2008)
b.      Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahaui secara pasti, misalnay PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, Dextrosa, dan Extract kentang, tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa komposisi penyusunnya
c.       Medium non sintesis yaitu media yang terbuat dari komopsisi yang tidak dapat diketahu secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya.. misalnya Tomato Juice Agar, brain Heart Infusion Agar, Pancreatic exstract.
3.      Medium berdasarkan tujuan
a.       Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa essensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Borth, Blood Agar.
b.      Media selekif/Penghambat
Media y ang selain mengandung nutrisi juga ditambah satu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pembentukan mikroba lain dan merangsang pertumbuahn mikroba ysng diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang bakteri Eschercia coli resisten antibiotic dan menghambat kontaminan yang peka amphisilin.
c.       Media diperkaya.
Media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kopleks seperti darah, serum, kuning telur, misalnya blood tellurite agar, bile agar, serum agar, dll.
d.      Media untuk peremajaan kultur.
Media umum atau spesifik digunakan untuk peremajaan kultur
e.       Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan untuk mendiagnosis atau menganalisis metabolism suatu mikroba, contohnya adalah Korser’s Citrate Medium, yang digunakan untuk menguji kemampuaan asam sitratsebagai sumber karbon.
f.       Media untuk karateristik bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemampuan spesifik suatu mikroba, contohnya Nitrate Borth, Lactose Borth, Augine Agar.
g.      Media differenssial
Bertujuan unutk identifikasi mikroba dari campuran berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukan pada media defferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni, dan perubahan warna media disekelining koloni.










BAB III
METODE
a.       Alat dan bahan
Alat :
Erlemeyer, tabung reaksi, corong, gelas ukur, rak tabung reaksi, timbangan, cawan petri, pengaduk, jarum ose, penyaring, oven autoclave, Bunsen
Bahan :
Medium PDA, medium NA

b.      Prosedur kerja.
è Komposisi medium
1.      Medium Kentang Agar Dekstrose atau Potato Dextrose Agar (PDA)
Komposisi :
-          Kentang                               200g
-          Dekstrosa                             20g
-          Aquadest                             1000ml
-          Agar-agar                             15g
-          Antibiotic                             500g
2.      Medium Agar Nutrisi atau Nutrient Agar (NA)
Komposisi :
-          Beef exstract                        3g
-          Pepton                                  5g
-          Agar-agar                             15g
-          Aquadest                             1000g
-          pH                                        6,8

è pembuatan medium
1.      medium agar kentang dekstrose atau Potato Dextrose Agar (PDA)
1.      bahan ditimbang sesuai komposisi
2.      kentang dicuci dan ditimbang, kemudian dipotong kecil-kecil
3.      kentang dimasukan pada 1000 ml aquadest selama 30 menit hingga mendidih
4.      saring ekstrak kentang dan volumenya ditambahkan hingga 1000 ml
5.      20 g dekstrosa dimasukan dan diaduk sampai homogeny
6.      15 g agaa-agar dimasukan, dan dipanaskan kembali hingga mendidih
7.      Larutan disaring, kemudian dimasukan kedalam erlemeyer dan pH diukur dengan pH universal dan bila tidak sesuai, disssuaikan dengan KOH/HCL 1 N, erlemeyer ditutup dengan alumunium foil, kemudian plastic dan kemudian diikat dengan karet gelang.
2.      Medium NA
1.      Bahan medium NA ditimbang sesuai koposisi
2.      Dilarutkan dengan 1000 ml aquadest dalam erlemeyer
3.      pH media diukur dengan pH universal/ ph meter sesuai standart masing masing medium, dan bila tidak sesuai, disesuaikan dengan KOH atau HCL 1N
4.      ditutup dengan alumunium foil, kemudian plastic dan karet gelang
3.      aquadest steril dan NaCl 0,85%
1.      sejumlah 10 ml dan 0 ml aquadest dimasukan kedalam tabung reaksi
2.      ditutup dengan kapas dan plastic

è sterilisasi medium
-          tiap tabung berisi medium di isi label
-          tabung reaksi dengan kultivasii dengan pengenceran diisi dengan 9 ml aquadest kemudian ditutup dengan alumunium foil atau sumbat kapas dengan plastk, setelah itu dimasukan kedalam plastic
-          autoclave disiapakan dengan cara mengisi autoclave dengan air sesuai volume autoclave
-          semua medium dan alat yang akan disterilisasi dimasukan ke dalam autoclave, kemudian ditutup serta dikunci rapat-rapat
-          pemanas dihidupkan dan kleb pengaman ditutup
-          autoclave dibiarkan sementara waktu hingga jarum penunjuk suhu dan tekanan bergerak naik
-          bila jarum autoclave telah menunjukan angka 121ºC/15 lbs, pengatur suhu diputar agar kondisi autoclave stabil pad angka tersebut
-          dibiarkan Selma 15 menit
-          setelah sterilisasi selesai, autoclave dimatikan dan kleb pengamannya dibuka
-          jarum penunjuk dibiarkan sampai ke titik 0 dendan sendirinya, barulah kemudian kunci-kunci autoclave dilepaskan dan tutup autoclave dibuka

è  Sterilisasi alat :
-          seluruh alat untuk kultivasi (cawan petri, tabung reaksi, pipet dan jarum ose) diungkus dengan kertas lalu dimasukan kedlam plastic
-          dimasukan kedlam autoclave kemudian disterilisasi, seperti pada sterilisasi pada medium.
è Strilisasi laminar :
-          Lampu UV dinyalakan lalu dibiarkan hinga minimal 30 menit
-          UV dimatika, lampu TL dinyalakan dan juga blowernya, lalu pintu laminar dibuka tutup.
-          Strilisasi ruang dalam laminar dengan alcohol 70 %
-          Laminar siap digunakan
è Sterilisasi jarum ose dan batnag penyebar
-          Alcohol disiapkan dlam beker gelas lalu jarum ose dan batang penyebar dikeluarkan, kemudian melakukan sterilisasi [anas pada Bunsen setelah itu dicelupkan dalam alcohol 95 %














BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAAN

a.       Hasil
Media nutrient agar menghasilakn warna sesudah sterilisasi berwwrna kuning, sendangkan, medium PDA menghasilkan warna kuning bening setelah sterilisasi.
b.      Pembahasan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakan mikroba, media juga merupakal makanan atau berupa vampuarn dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuahan mikroorganisme. Media dapat digunakan untuk isolasi,perbanyakan , pengujian sifat-sifat biologis dan perhitungan sejumlah mikroba.
Beberapa macam media sintetik adalah Nutrient agar , PDA dan malt ekstrak agar. Media-media ini meliki fungsi yang berbeda. Media Nutrient Agar sebagai media pertumbuhan bakteri. PDA digunakan untuk menumbuhkan fungi dan jamur, media malt ekstrak agar digunakan sebagai media pertumbuahn yeast dan khamir.
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi, autoclave termasuk dalam tekhnik sterilisasi secar fisik dengan prinsip arus uap dan tekanan, karena uap mempunyai daya tembus yang lebih besar an mengakibatkan penggumpalan pad aprotoplasma sel-sel yang disterilisasikan
Autoclave yang terdapat pada laboratoriumterbafi menjadi sua yaitu yang digunakan untukk sterilisasi alat dan medium yang akan di pakai, sert yang digunakan untuk dekstuksi atau sterilisasi kotor,
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari konntminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan, sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme, dan proser ini angat penting bagi pemeriksa mikroorganisme.





BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, sebagian besar dilakaukan dengan mengandalkan energy panas ataupun dengan zat kimia yang ber sifat densifektan. Tekhnik sterilisasi pada praktikum ini menggunakan autoclave.
Media adal suatu bahan yang terdiri dari campuran zat zat haar yang berguna untuk membiakan mikroba. Komposisi bahan sangat pentingdalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi megoptimalkan pertumbuahan dan komposisi harus seimabang jumlahnya.
Media NA digunakan sebagai media pertumbuahan bakteri sedangkan media PDA digunakan sebagai media pertumbuahan jamur.























DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1994.Dasar-dasa mikrobiologi.Jakarta: Djambatan
Furdiaz, S.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta : Gramedia Pusaka Utama
Fathir, Fuad.2009.Media Pertumbuhan Mikroba. http://fuad.fathir.multyfly.com/jurnal/item/2[12 mei 2009]