Permanganometri merupakan
metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganat, yang merupakan oksidator
kuat sebagai titran untuk penetapan kadar zat. Permanganometri termasuk ke
dalalam analisa volumetri. Analisis volumetri merupakan teknik penetapan jumlah sampel melalui
perhitungan volume. Sehingga dalam teknik alat pengukur volume menjadi bagian
terpenting, dalam hal ini buret adalah alat pengukur volume yang dipergunakan
dalam analisis volumetric
Didalam
proses titrasi permanganometri, digunakan 2 larutan baku, yaitu larutan baku
primer dan larutan baku sekunder.
Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya
dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan.
Senyawa
yang dipakai untuk
standar primer adalah: natrium oksalat (Na2c2o4)
Larutan baku sekunder yaitu larutan dimana konsentralisinya
ditentukan dengan jalan pembekuan dengan larutan, atau secara langsung tidak
dapat diketahu kadarnya dan kestabilannya didalam proses penimbangan, pelarutan
dan penyimpanan.
Senyawa
yang dipakai untuk lartan skunder pada titrasi permanganmetri adalah
kalium permanganate (kmno4)
· Pembakuan Larutan Kalium Permanganat
Metode untuk melakukan standarisasi kalium permanganat, diantaranya
adalah dengan menggunakan natrium okasalat (Na2C2O4), asam oksalat (N2C2O4) dan
dengan Arsen (III) oksida. Tapi dalam percobaan ini hanya menggunakan natrium
oksalat (Na2C2O2).
Natrium oksalat (Na2C2O2) merupakan standar primer yang baik untuk permanganat
dalam larutan asam. Larutan natrium oksalat dititrasi dengan larutan kalium
permanganat samapai warna berubah dari bening menjadi merah muda. Reaksi
ini berjalan lambat pada temperatur kamar dan sehingga diperlukan pemanasan
hingga 60ÂșC. Bahkan bila pada temperatur yang lebih tinggi reaksi akan berjalan
makin lambat dan bertambah cepat setelah terbentuknya ion mangan (II). Pada penambahan tetesan titrasi selanjutnya warna merah hilang semakin
cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi sebagai katalis, katalis
untuk mempercepat reaksi dan reaksi ini disebut dengan autokatalitik. Autokatalitik adalah
reaksi dimana katalisator dapat terbentuk dan diproduksi dalam reaksi itu
sendiri. Ion tersebut dapat memberikan efek katalitik dengan cara bereaksi
dengan cepat dengn katalitiknya untuk membentuk mangan berkondisi oksidasi
menengah (+3 atau +4), dimana pada gilirannya secara tepat mengoksidasi ion
oksalat kembali ke kondisi divalensi.
Pada standarisasi larutan kalium permanganat dengan natrium oksalat
dilakukan pencampuran 0,1 gram natrium oksalat yang telah diencerkan dengan
akuades dengan H2SO4. Reaksi yang terjadi pada proses pencampuran antara
natrium oksalat dengan H2SO4 adalah sebagai berikut :
2Na+ + C2O42- + 2H+ + SO42- H2C204 + 2Na+ + SO42-
2Na+ + C2O42- + 2H+ + SO42- H2C204 + 2Na+ + SO42-
Dari reaksi di atas terlihat bahwa fungsi pengasaman larutan tidak
lain adalah untuk memperoleh hasil yang berupa produk asam oksalat dan sebagai
katalis. H2SO4 merupakan katalis yang bertujuan memperkecil besarnya energi
aktifasi. Serta berfungsi untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dalam keadaan
asam sampai H2SO4 ini tidak bereaksi menghasilkan reaksi samping.
Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari
bening menjadi merah muda pada larutan yang permanen dan tidak hilang selama
beberapa menit. Perubahan warna ini terjadi karena Mn2+ (larutan bening) dan
MnO4- (KMnO4) tereduksi oleh Na2C2O4 menjadi Mn2+ (merah muda). Titik ekivalen
terjadi karena mol titrat sama dengan mol titran
Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor
dalam suasana asam sulfat encer hingga didapatkan konsentrasi permanganat.
Sebagai asam tidak dapat digunakan HCl. Karena HCl dapat dioksidasi menjadi
klor dan reaksi ini mengakibatkan dipakainya larutan permanganat yang berlebih.
Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan adalah sebagai berikut :
5C2O42- + 8MnO4- + 16H+ 10CO2 +2Mn2- + 8H2O
Dari titrasi yang telah dilakukan, volume rata-rata KMnO4 yang
digunakan untuk titrasi adalah 3,3 ml. Dari hasil perhitungan didapatkan
konsentrasi KMnO4 yaitu 0,14 N.
Dengan keistimewaannya sebagai zat pengoksida kuat dan dapat bertindak sebagai indikator, maka larutan kalium permanganat digunakan sebagai zat baku dalam penetapan kalium dan kadar nitrit dalam percobaan ini.
Dengan keistimewaannya sebagai zat pengoksida kuat dan dapat bertindak sebagai indikator, maka larutan kalium permanganat digunakan sebagai zat baku dalam penetapan kalium dan kadar nitrit dalam percobaan ini.
· Penentuan Kadar Nitrit
Penentuan kadar nitrit ditentukan melalui titrasi redoks menggunakan larutan baku kalium permanganat. Penitrasian ini dilakukan dengan cara yang sedikit berbeda dengan standarisasi larutan kalium permanganat. Perbedaannya pada standarisasi larutan kalium permanganat, KMnO4 yang digunakan sebagai titran. Sedangkan pada penentuan kadar nitrit, NaNO2 yang digunakan sebagai titran.
Penambahan H2SO4
dilakukan karena H2SO4 ini berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat laju
reaksi dalam keadaan asam. Serta bertujuan untuk mmperkecil besarnya energi
aktifasi yang timbul dan juga agar tidak menghasilkan reaksi samping. Reaksi
yang terjadi :
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
Titik akhir titrasi ditandai dengan tepat hilangnya warna ungu pada
larutan. Dengan kata lain, titik akhir titrasi (titik ekivalen) ditandai dengan
terjadinya perubahan warna pada larutan dari ungu menjadi bening. Perubahan
warna ini terjadi karena titik ekivalen dicapai. Titik ekivalen terjadi karena
mol titran sama dengan mol titrat. Selama titrasi berlangsung KMnO4 lenyap
bereaksi. Tetapi, setelah titrat habis KMnO4 ini warnanya memudar hingga lenyap
akibat reaksi MnO4- dengan Mn2+ hasil titrasi. Reaksi yang terjadi selama
proses titrasi adalah sebagai berikut :
5NO2- + 2MnO4- + 6H+ 2Mn2+ + 3H2O + 5NO3-
Volume rata-rata natrium nitrit yang digunakan untuk titrasi adalah 11,6 ml.
Dari hasil perhitungan didapatkan kadar nitrit yaitu 13,8 %. Pada percobaan ini, tidak
menggunakan indikator karena larutan KMnO4 dapat dipakai untuk indikator
penentuan titik akhir titrasi. KMnO4 tidak memiliki range pH, tetapi hanya
bekerja sebagai indikator pada umumnya.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar